Jawabannya adalah tidak. Tes pap smear merupakan prosedur medis yang aman dilakukan dan tidak berbahaya untuk kesehatan wanita. Prosedur medis ini pun tidak menimbulkan rasa sakit, meski ketidaknyamanan di area vagina mungkin akan Anda rasakan saat prosedur berjalan.

Tes Pap Smear. Cara melakukan pap smear adalah dengan memeriksa sampel sel serviks di laboratorium. Tujuan dari pap smear tersebut ialah agar mengetahui perubahan sel-sel serviks karena infeksi HPV Apabila obat oles tidak membuahkan hasil, maka operasi pengangkatan kutil adalah pilihan selanjutnya. Tidak hanya operasi, terapi sinar laser

Anda boleh berhenti melakukan pap smear setelah usia 65 tahun, jika: Tidak ditemukan sel yang berpotensi tumbuh menjadi kanker selama pap smear; Tidak terdeteksi sel kanker selama pap smear; Hasil tiga tes pap smear terakhir normal secara berurutan; Hasil dua tes HPV terakhir negatif secara berurutan; Pap smear dilakukan untuk skrining kanker 4. Tidak menggunakan obat-obatan vagina. Syarat terakhir pap smear adalah tidak menggunakan obat-obatan vagina atau zat pembersih kewanitaan. Obat-obat atau cairan yang digunakan dapat membasuh atau mengaburkan sel-sel abnormal, sehingga hasil prosedur pap smear tidak akurat. ADVERTISEMENT. Setelah Pap Smear . Tidak ada aturan khusus setelah pasien menjalani pap smear, bahkan diperbolehkan untuk pulang pada hari itu juga. Adapun hasil dari pap smear akan menunjukkan negatif kanker apabila tidak ditemukan indikasi sel abnormal. Sementara, beberapa jenis sel serviks abnormal di antaranya yaitu: Wanita berusia 30-65 tahun melakukan tes setiap 3 tahun, atau tes HPV setiap 5 tahun, atau tes co-Pap dan HPV setiap 5 tahun. Wanita usia 65 tahun ke atas umumnya tak memerlukan adanya pap smear, meski demikian tergantung kondisi masing-masing karena faktor risiko setiap orang berbeda. Pap smear berbasis cairan digunakan. Dimulai pada usia 30 tahun, pada wanita yang mempunyai hasil tes normal sebanyak 3x berturut-turut, dapat menjalani tes Pap smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan lainnya untuk wanita di atas 30an adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.
Jika berusia 30-65 tahun, pemeriksaan skrining dengan pap smear dilakukan tiap 5 tahun sekali ditambah dengan pemeriksaan virus human papilloma ( HPV ). Namun demikian, wanita dengan risiko tinggi kanker serviks seperti penderita HIV, pengguna obat steroid jangka panjang, atau mengalami gangguan kekebalan tubuh, perlu menjalani pemeriksaan
STAugC.
  • 8p0t3u3444.pages.dev/260
  • 8p0t3u3444.pages.dev/61
  • 8p0t3u3444.pages.dev/379
  • 8p0t3u3444.pages.dev/40
  • 8p0t3u3444.pages.dev/189
  • 8p0t3u3444.pages.dev/283
  • 8p0t3u3444.pages.dev/266
  • 8p0t3u3444.pages.dev/168
  • 8p0t3u3444.pages.dev/267
  • hasil tes pap smear