KAPXYZ & Rekan, NIU-KAP 34.6.1999 Drs. Mahmud Panigoro NIAP 66.7.2001 31 Maret 2005 LAPORAN AUDITOR TIDAK MEMBERIKAN PENDAPAT 201 3 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning Afly Yessie, SE., MSi. 10. Laporan audit yang tidak memberikan pendapat diterbitkan pada saat auditor tidak dapatmeyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan yang
Sebelumnya kita telah menyinggung format laporan audit standar yang di dalamnya membahas pula mengenai opini audit ā€œwajar tanpa pengecualianā€, pada bahasan kali ini kita akan mengulas mengenai opini audit yang tidak standar. Daftar Isi [ Tutup ] Pengertian Opini Audit Opini audit adalah pendapat yang diberikan oleh akuntan publik atau auditor atas proses audit yang telah dilakukannya pada instansi tertentu. Dalam hal ini auditor akan melakukan penilaian atas laporan keuangan yang disajikan dan kemudian memberikan pendapatnya tentang kualitas dari perusahaan yang diaudit. Adapun contoh dari opini ā€œwajar tanpa pengecualianā€ adalah sebagai berikut Opini Wajar Tanpa Pengecualian Jenis Opini Audit dan Contohnya Dalam standar profesional akuntan publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia laporan/opini audit yang menyimpang dari standar terdiri dari empat kategori, yaitu 1. Opini Wajar dengan Bahasa Penjelasan Opini ini sebenarnya masih merupakan pendapat yang berisi pendapat ā€œwajar tanpa pengecualianā€ hanya saja ada kondisi tertentu yang mengharuskan auditor menambah kalimat penjelas dalam paragraf pendapat. Artinya, terdapat tambahan kalimat penjelas dari paragraf dalam laporan standar. Sesuai dengan standar profesional akuntan, keadaan-keadaan yang mengharuskan auditor menambah kalimat penjelas tersebut adalah Pendapat auditor yang sebagian pendapatnya didasarkan atas laporan auditor lainnya Menghindari laporan keuangan yang menyesatkan, sebab adanya keadaan tertentu yang sifatnya luar biasa. Laporan keuangan, ternyata memiliki format yang berbeda dari pedoman yang ada dalam prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI Keuangan yang dilaporkan ternyata dipenuhi oleh unsur ketidakpastian, misalnya peristiwa di masa yang akan datang dan tidak bisa diperkirakan hitungannya pada saat laporan audit dilaksanakan. Adanya keraguan yang cukup besar berdasarkan fakta audit, jika perusahaan dalam melangsungkan usahanya di masa depan Adanya perubahan material diantara dua periode, baik dalam penerapannya atau prinsip akuntansi yang digunakan. Keadaan lain yang memiliki hubungan erat dengan audit atas laporan keuangan. Tidak disajikannya data keuangan kuartal yang diwajibkan oleh BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal Untuk lebih memahaminya berikut adalah contohnya nya Baca Juga Apa Itu Audit Eksternal, Contoh dan Poin Penting Migrasi BNI Syariah ke BSI, Tips dari Pakar dan Praktisi Opini Audit Wajar Dengan Penjelasan 2. Pendapat wajar dengan pengecualian Opini audit wajar dengan pengecualian diberikan oleh auditor apabila setelah melakukan pemeriksaan ditemukan beberapa kondisi berikut ini Tidak mencukupinya bukti yang sifatnya kompeten atau karena pihak manajemen perusahaan membatasi ruang lingkup kewenangan audit secara sengaja. Ditemukan penyimpangan-penyimpangan dari standar yakni prinsip-prinsip akuntansi yang telah berlaku secara umum standar akuntansi keuangan di dalam laporan yang disusun pihak manajemen. Laporan ini memiliki dampaknya cukup materil terhadap tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan yang disajikan. Dalam menyatakan opini audit ini, Auditor harus secara tegas mencantumkan kalimat ā€œdengan pengecualianā€ dalam laporannya. Selain itu auditor juga harus menguatkan pendapatnya dengan mencantumkan beberapa paragraf penjelas sebagai alasan mengapa pendapat itu dikeluarkan. Opini Wajar Dengan Pengecualian Di dalam standar profesional akuntan publik ditegaskan bahwa, untuk pendapat dengan pengecualian agar dihindarkan penggunaan frasa ā€œtergantung padaā€ subject to karena frasa tersebut maknanya tidak jelas sehingga dapat di salah tafsirkan oleh pihak pemakai laporan. Opini Wajar Dengan Pengecualian 2 3. Pendapat Tidak Wajar Opini audit ini umumnya diberikan oleh auditor ketika menemukan bahwa laporan keuangan yang disajikan ternyata tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dalam memberikan pendapat ini, akuntan publik harus menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai alasan dasar dikeluarkannya pendapat tersebut. Selain itu, Auditor juga harus menjelaskan dampak dari pendapatnya terhadap laporan keuangan, hasil usaha perusahaan hingga arus kas yang ada. Jika auditor memberikan pendapat tidak wajar, paragraf pendapat harus berisi penunjukkan langsung ke paragraf terpisah yang menjelaskan dasar untuk pendapat tidak wajar tersebut. Baca Juga Bank Syariah Indonesia Estimasi Perkembangan dan Pertumbuhan 7 Tips Perencanaan Keuangan Pribadi untuk Gen Z Sebagai contoh misalnya, kesalahan dalam menyajikan nilai aktiva tetap perusahaan yang disajikan dalam neraca ternyata didasarkan pada penilaian kembali nilai aktiva. Seharusnya dalam menyajikan nilai aktiva tetap harus didasarkan pada harga perolehan. Penyusutan aktiva tetap dihitung berdasarkan nilai tersebut. Pendapat Tidak Wajar 4. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan oleh auditor apabila, adanya pembatasan terhadap ruang lingkup audit, sehingga tidak dapat melaksanakan yang cukup untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan yang di audit nya. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan karena adanya pembatasan ruang lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah, alasan mengapa audit yang dilakukannya tidak berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Tidak Menyatakan Pendapat Dalam pendapat ini, Auditor harus menyatakan bahwa ruang lingkup audit yang telah dilakukannya, tidak cukup memadai untuk dijadikan dasar sebagai bukti untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga harus menjelaskan beberapa keberatan lain yang berhubungan dengan tingkat kewajaran penyajian informasi dari laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Sebagai contoh misalnya ketika pelaksanaan audit, ternyata pihak manajemen perusahaan enggan untuk melaksanakan inventori taking. Bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap sebelum tahun dilaksanakannya audit ternyata tidak bisa disajikan oleh perusahaan karena hilang dari arsip perusahaan. Dalam hal ini, Auditor tidak dapat menggunakan prosedur audit lainnya terhadap persediaan dan aktiva tetap. Jelaskan kondisi apa yang menyebabkan auditor memberikan pendapat tidak wajar dalam laporan auditnya? Opini Tidak Wajar Adverse Opinion Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada kesalahan penyajian. Baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan. Dalam kondisi apa laporan audit menghasilkan opini tidak memberikan pendapat? Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini audit, dan auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan … Mengapa auditor memberikan pendapat yang tidak wajar? Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya. Apa yang dilakukan auditor jika menemukan laporan keuangan yang diaudit tidak sesuai dengan SAK? Jika auditor menemukan bahwa laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum atau menemukan adanya kecurangan dalam laporan keuangan maka auditor bertanggung jawab untuk melaporkan temuan tersebut.
Opinitidak wajar diberikan kepada laporan keuangan yang tidak menyajikan secara wajar posisi keungan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. Pemberian Opini Tidak Wajar bisa mengindikasikan kecurangan yang dilakukan perusahaan mengenai posisi keungannya.
Terdapat beberapa macam opini audit dalam laporan keuangan perusahaan. Kebenaran dan keakuratan sebuah laporan keuangan merupakan hal wajib yang perlu Anda pastikan. Untuk mengetahui kebenaran sebuah laporan keuangan, biasanya seseorang akan meminta orang lain dari pihak independen untuk memeriksa atau mengaudit bahwa laporan yang tersedia benar adanya. Oleh karena itulah, keberadaan seorang ahli atau pihak yang dapat memberikan opini sekaligus penerjemah’ atas laporan keuangan merupakan hal yang tidak kalah penting. Baca juga 4 Tips Untuk Maksimalkan Laporan Keuangan Perusahaan Anda Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor akan memeriksa laporan audit dan keuangan sebuah perusahaan sudah sesuai dengan pengerjaannya atau belum. Pengerjaan tersebut bergantung pada standar akuntansi yang berlaku dan apakah laporan tersebut dikerjakan pula dalam format yang sudah ada. Setelah melakukan pemeriksaan, seorang auditor akan mengeluarkan sebuah opini tentang laporan keuangan tersebut yang dinamakan opini audit laporan keuangan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, opini audit terdiri dari lima macam, yakni Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqulified Opinion Opini jenis ini menyatakan bahwa laporan audit dan keuangan telah menyajikan data secara wajar. Semua hal yang berhubungan dengan material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang diberlakukan di Indonesia. Agar bisa mendapatkan opini seperti ini, pastikan laporan keuangan Anda sudah memenuhi beberapa kriteria berikut Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara lengkap ataupun mencukupi dan auditor sudah melakukan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati. Ketiga standar umum telah dipenuhi dan diikuti dalam perikatan kerja. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP Generally Accepted Accounting Principles Tidak adanya keadaan yang membuat auditor menambahkan paragraf penjelas atau memodifikasi laporan. Baca juga 4 Langkah Mudah untuk Melakukan Audit Perusahaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Modified Unqualified Opinion Opini jenis ini muncul ketika pada suatu keadaan tertentu, auditor harus menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain dalam laporan auditnya. Auditor akan menyampaikan pendapat ini jika Kurang konsistennya suatu entitas dalam menerapkan GAAP Belum adanya aturan yang jelas sehingga laporan keuangan menyimpang dari SAK Di antara dua periode akuntansi terdapat perubahan yang material dalam penerapan prinsip akuntansi Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM tidak disajikan. Ada 5 macam opini audit dalam laporan keuangan. Source Opini Wajar dengan Pengecualian Qualified Opinion Dalam opini ini, auditor akan memberikan pendapat bahwa secara umum, laporan audit dan keuangan yang disajikan sudah wajar. Namun, dari semua hal yang material, terdapat suatu penyimpangan atau kekurangan pada pos tertentu sehingga harus dikecualikan. Hal tersebut terjadi jika Bukti kurang cukup Adanya pembatasan ruang lingkip Terdapat penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum SAK. Baca juga Keuntungan Utama Penerapan SAK-ETAP UKM Indonesia Opini Tidak Wajar Adverse Opinion Dalam opini tidak wajar, pendapat yang diberikan oleh auditor ketika laporan keuangan yang diterima secara keseluruhan tidak menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia. Opini tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Dalam jenis opini ini, auditor merasa bahwa ruang lingkup pemeriksaannya dibatasi sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar audit yang ditetapkan IAI. Dalam pembuatan laporannya, auditor harus memberi penjelasan tentang pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tidak dapat memberikan pendapat. Melakukan audit dalam laporan keuangan tentu memberikan Anda manfaat, seperti meningkatkan kredibilitas perusahaan, meningkatkan efisiensi dan kejujuran, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, dan juga mendorong efisiensi pasar modal. Itulah beberapa jenis opini audit dalam laporan keuangan yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat. Untuk memudahkan pengelolaan laporan akuntansi dan laporan keuangan bagi perusahaan, gunakan software accounting Jurnal. Informasi selengkapnya, hubungi di sini! Opiniwajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut:
- Universitas Terbuka kembali mendapatkan laporan keuangan Wajar Tanpa Modifikasi WTM yang dilakukan Kantor Akuntan Publik KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan. Opini Wajar Tanpa Modifikasi sebelumnya disebut sebagai Wajar Tanpa Pengecualian. Pengumuman UT memperoleh Opini WTM tersebut disampaikan pada Exit Meeting, Selasa 30/5/2023 dalam Laporan Tim KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan kepada menunjuk KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan untuk mendapatkan keyakinan memadai atas penyusunan Laporan Keuangan BLU UT TA 2022. Audit yang dilakukan telah berdasarkan standar audit ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Audit telah dilakukan selama 24 Januari 2023 hingga 30 April 2023 dengan melakukan uji sampling pada 13 UT Daerah. Kegiatan diawali laporan Kepala KPI Hendrian dan dilanjutkan sambutan Rektor UT Prof. Ojat Darojat dan Majelis Wali Amanat MWA Prof. Ainun Na'im. Kemudian Tim auditor KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan memaparkan laporan hasil audit dan management letter untuk audit dan opini KAP disambut baik Rektor UT karena secara keseluruhan tidak ditemukan kesalahan material sehingga UT mendapatkan predikat Wajar Tanpa Modifikasi WTM. Besar harapan dari temuan tersebut menjadi tolak ukur UT dalam memaksimalkan sistem keuangan di era PTN-BH. Kegiatan ditutup serah terima laporan hasil audit antara Rektor UT dengan Ketua Tim Audit KAP. Baca juga Lagi, Laporan Keuangan Kemendikbud Ristek Raih WTP Exit Meeting dilakukan secara luring di Ruang Sidang Operation Room Gedung BKUK-UT Lt. 1 dan dihadiri Rektor UT beserta jajaran pimpinan dari Kantor Wakil Rektor, Komite Audit, Majelis Wali Amanat, Pusat Pengelolaan Keuangan, Pusat Perencanaan dan Pelaporan, Direktorat Manajemen, Sarana, Prasarana dan Umum, Kantor Pengawas Internal, dan tim dari KAP Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan. Pimpinan di UT Pusat dan UT Daerah juga hadir secara daring melalui aplikasi zoom dalam kegiatan ini. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Dalamkondisi catatan keuangan perusahaan tidak dibuat sesuai dengan standar akuntansi tetapi tidak ada kesalahan penyajian yang teridentifikasi, auditor akan mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Penulisan qualified opinion sangat mirip dengan unqualified opinion.

Opini Audit adalah pernyataan dari seorang auditor terdaftar terhadap kewajaran laporan keuangan yang akan auditor audit. Pernyataan auditor tentunya harus dapat auditor pertanggungjawabkan bahwa telah sesuai dengan standar, norma, dan peraturan. Hal tersebut dapat Anda peroleh melalui sistem akuntansi yang baik. Audit sendiri adalah proses sistematis untuk memverifikasi dan mengevaluasi serangkaian dokumen yang berhubungan dengan laporan keuangan dan memastikannya telah sesuai dengan peraturan atau prinsip akuntansi yang ada. Dalam dunia bisnis kegiatan pengauditan adalah suatu proses yang harus dilakukan. Karena sebuah perusahaan dapat memastikan suatu departemen telah mengikuti sistem pencatatan yang baik melalui kegiatan pengauditan ini. Auditor akan memberikan opininya melalui beberapa tahapan audit. Pengauditan tersebut harus mampu memberikan kesimpulan opini yang merepresentasikan laporan keuangan yang auditor audit. Agar proses pengauditan lebih mudah perusahaan Anda dapat menggunakan Software akuntansi terlengkap. Baca juga Tips Menentukan Software Accounting Terbaik Daftar Isi Tahapan Dalam Opini Audit Jenis – jenis Opini Audit Unqualified opinion Opini wajar tanpa pengecualian Qualified opinion Opini wajar dengan pengecualian Modified unqualified opinion Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan Adverse opinion Opini tidak wajar Disclaimer of opinion Opini tidak menyatakan pendapat Kesimpulan Tahapan Dalam Opini Audit Sebuah perusahaan tentunya harus selalu mengevaluasi kondisi keuangan mereka dengan cara melakukan audit. Dalam melakukan proses pengauditan tentunya membutuhkan beberapa tahapan. Seorang auditor tentunya wajib melakukan tahapan tersebut sebelum memberikan opini pada laporan keuangan. Tahapan tersebut nantinya memberikan pengaruh yang besar terhadap kesimpulan dari opini auditor serta tingkat ketelitian terhadap opini auditor menjadi lebih tinggi karena auditor melakukannya sesuai tahapan. Beberapa tahapan yang harus diperhatikan saat memberikan opini audit 1. Tahap perencanaan Perencanaan biasanya selalu ada dalam tahapan awal pengauditan karena dalam proses inilah terjadinya pengembangan strategi awal audit. Saat melakukan proses pengembangan strategi awal audit, auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang ada dalam laporan keuangan yang manajemen perusahaan berikan. Selanjutnya adalah pelaksanaan prosedur audit dan analisis. Informasi keuangan yang auditor dapatkan, selanjutnya akan auditor telaah lebih lanjut dalam hubungannya dengan data keuangan perusahaan yang satu dengan data keuangan yang lain. Bagian terakhir dari tahap perencanaan yaitu auditor melakukan penilaian tingkat materialitas awal pada laporan keuangan yang perusahaan berikan. Auditor yang akan menilai berdasarkan kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. 2. Tahap uji informasi Pada tahapan ini semua informasi dan data yang auditor kumpulkan selama terjadinya proses audit akan auditor analisa. Auditor akan membuat perkiraan masalah yang akan muncul pada saat proses pengauditan. Hasil dari tahapan ini tentunya haruslah objektif karena perusahaan menempatkan pengawas untuk mengawasi kinerja dari auditor. 3. Tahap analisa hasil Tahap berikutnya adalah analisa hasil. Pada tahapan ini tugas seorang auditor adalah memeriksa apakah ada tindakan risiko material dari perusahaan. Informasi dan data yang ada akan auditor periksa kebenarannya dan memastikan tidak adanya salah saji. Yang nantinya kesalahan dari laporan keuangan berpotensi menimbulkan kerugian pada perusahaan. Biasanya perusahaan memiliki tim khusus auditor karena proses yang rumit sulit untuk dilakukan satu orang saja. 4. Tahap penyusunan hasil evaluasi Tahapan terakhir dari proses audit suatu perusahaan adalah menyusun laporan yang berisikan hasil evaluasi. Laporan hasil evaluasi audit nantinya akan auditor serahkan kepada pihak perusahaan. Dalam isi laporan auditor akan memberikan rekomendasi perkembangan yang dapat perusahaan lakukan. Tentunya kemungkinan perusahaan berkembang pesat akan semakin bertambah setelah auditor memberikan rekomendasi. Jenis – jenis Opini Audit Dalam perusahaan, departemen akuntansi adalah departemen yang wajib melakukan audit. Laporan keuangan tentunya akuntan buat bukan hanya untuk seorang akuntan saja tetapi banyak pihak lain yang mempunyai kepentingan untuk membaca sebuah laporan keuangan. oleh karena itu laporan keuangan yang tadinya tidak dapat semua pihak pahami perlu diterjemahkan kedalam bahasa yang lebih sederhana. Laporan keuangan yang telah auditor periksa maka akan auditor terjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami sebagai opini auditor. Pada laporan keuangan tersebut akan ada opini pada audit tentang nilai kewajaran atau tidak. Untuk mempermudah hal tersebut auditor dapat menggunakan Sistem Akuntansi dari HashMicro, yang dapat membuat laporan laba rugi, arus kas, neraca, perubahan modal, dan laporan lainnya dalam hitungan detik. Berikut jenis – jenis dari opini audit yang ada. 1. Unqualified opinion Opini wajar tanpa pengecualian Ketika pada sebuah laporan keuangan auditor tidak menemukan adanya kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku SAK. Auditor akan memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Dengan syarat laporan keuangan dapat memenuhi hal berikut Laporan keuangan lengkap Kelengkapan bukti audit yang auditor butuhkan Laporan keuangan yang lengkap memenuhi standar umum akuntansi Laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi Pastikan bahwa tidak ada ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan di masa depan. 2. Qualified opinion Opini wajar dengan pengecualian Auditor akan memberikan opininya jika yakin laporan keuangan telah perusahaan sajikan secara wajar. Tetapi karena adanya pembatasan ruang lingkup atau tidak terpenuhinya standar akuntansi maka auditor akan melakukan opini wajar dengan pengecualian. Opini wajar dengan pengecualian akan auditor berikan pada saat berikut Auditor telah mendapatkan bukti yang cukup secara tepat untuk memberikan kesimpulan terjadinya sebuah kesalahan penyajian yang dilakukan secara individual maupun secara agregasi. Pengaruh dari hasil audit, adanya material yang tidak preventif terhadap laporan keuangan yang perusahaan sajikan. Auditor tidak memperoleh bukti secara cukup dan tepat untuk mendukung opini auditor. Akan tetapi, auditor melakukan penyimpulan adanya pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi pada laporan keuangan yang muncul. Kalaupun terjadi maka adanya material tapi tidak pervasif. 3. Modified unqualified opinion Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan Merupakan opini yang auditor berikan atas dasar keadaan tertentu yang tidak memiliki dampak secara langsung dalam hal material tetapi ada ketidaklengkapan pada postingan tertentu. Jenis opini ini memiliki perbedaan yang terletak pada paragraf penjelasan yang auditor berikan terkait dengan keadaan tertentu yang telah auditor nyatakan sebelumnya. Keadaan yang dapat memicu modified unqualified opinion Beberapa pendapat auditor didapat dari pendapat auditor independen lain. Tidak adanya aturan yang menjelaskan keterkaitan dengan laporan keuangan yang berpotensi menyimpang dari SAK. Terdapat ketidakpastian peristiwa yang hasilnya tidak dapat auditor perkirakan. 4. Adverse opinion Opini tidak wajar Ketika auditor memberikan opini yang tidak wajar pada saat melakukan pemeriksaan laporan keuangan seperti mendapatkan bukti yang tepat dan cukup. Tetapi auditor akan menyimpulkan adanya sebuah kesalahan yang terjadi pada laporan keuangan, seperti salah saji atau material. Kesalahan penyajian ini bisa juga karena individual atau secara agregasi. Yang merupakan material serta pervasif dihadapkan pada laporan keuangan. Pervasif berarti bahwa adanya kesalahan yang berdampak kemana pun serta mendalam. 5. Disclaimer of opinion Opini tidak menyatakan pendapat Opini tidak menyatakan pendapat yaitu saat auditor tidak memberikan opini terhadap suatu laporan keuangan. Dalam hal ini auditor memiliki hak atau opsi untuk tidak memberikan opini. Hal ini terjadi karena auditor tidak mendapatkan bukti yang cukup dan tepat sebagai dasar opini. Auditor juga tidak akan memberikan kesimpulan bahwa adanya kesalahan penyajian material yang mempengaruhi peristiwa di masa depan. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Kesimpulan Auditing sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan evaluasi agar bisnis perusahaan semakin berkembang kedepannya. Opini audit juga mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan, kejujuran serta efisiensi. Setelah auditing akan banyak manfaat yang perusahaan dapat kan seperti muncul evaluasi yang akan mendorong adanya efisiensi di pasar modal. Sistem akuntansi dapat memberikan hasil laporan keuangan yang optimal. Maka dari itu menggunakan Software akuntansi dari HashMicro dapat mempermudah pembuatan sebuah laporan keuangan yang mampu memberikan opini terbaik dari auditor sehingga dapat perusahaan gunakan sebagai alat untuk menarik investor dengan penyajian laporan keuangan yang mudah dipahami. Harga software accounting yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dapat Anda unduh pada skema perhitungan harga software accounting dari HashMicro atau dengan mengklik box merah di bawah ini. Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda? Jonathan Kurniawan penulis konten yang memiliki passion yang dalam dalam menulis dan teknologi. Berkomitmen untuk menulis konten yang informatif, menarik, dan bermakna bagi pembaca, Jonathan terus menciptakan konten yang membuat pembaca merasa terhubung dan terinspirasi.

Padalaporan keuangan tersebut akan ada opini pada audit tentang nilai kewajaran atau tidak. Inilah jenis dari opini audit yang ada, 1. Unqualified Opinion Atau Opini Wajar Tanpa Pengecualian. Jika auditor tidak menemukan adanya kesalahan pada keseluruhan laporan keuangan. Dan laporan keuangan dibuat berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
Pendapat tidak wajar adverse opinion adalah opini auditor yang menyatakan bahwa laporan keuangan belum disajikan secara adil dan secara signifikan menyimpang dari [[standar akuntansi]] yang berlaku. Dengan kata lain, [[laporan keuangan]] perusahaan tidak secara akurat mencerminkan [[posisi keuangan]] atau hasil operasi perusahaan selama [[periode akuntansi]]. Situasi ini biasanya muncul ketika ada ketidaksepakatan antara [[auditor]] dan direksi, dan auditor menganggap efek dari perselisihan yang begitu material. Alasan lainnya mungkin karena laporan keuangan secara serius menyesatkan. Pendapat tidak wajar adalah temuan yang jauh lebih serius daripada pendapat wajar dengan pengecualian, di mana hanya beberapa masalah yang menjadi perhatian auditor. Pengguna laporan keuangan harus sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait perusahaan yang mendapat opini tidak wajar. Darinamanya terlihat jelas bahwa opini merupakan opini yang tidak baik bagi perusahaan. Auditor mengeluarkan opini tidak wajar ketika suatu perusahaan, dalam menyajikan laporan keuangannya, tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Opini tidak wajar hanya diberikan saat laporan keuangan mengandung penyimpangan yang sangat material.
5 Jenis Opini Audit Laporan Keuangan, Apa Saja? Berikut 5 jenis opini audit laporan keuangan akan diulas Blog Mekari Jurnal, apa saja? Untuk mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan kepada stakeholder maka laporan keuangan perlu diaudit oleh akuntan publik atau auditor. Bahkan untuk perusahaan yang go public, audit laporan keuangan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan. Adapun hasil dari audit yakni berupa opini dari auditor atas laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit inilah yang mengungkapkan apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini audit terdiri dari 5 empat jenis, yaitu sebagai berikut Opini Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Opini wajar tanpa pengecualian adalah pendapat yang diberikan auditor tanpa suatu keberatan apapun atas ikhtisar keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Ini diberikan jika auditor tidak menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan Laporan keuangan yang dibuat sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku SAK. Dengan kata lain, laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian jika memenuhi kondisi seperti berikut Bukti audit yang dibutuhkan telah terkumpul secara mencukupi dan auditor telah menjalankan tugasnya sedemikian rupa, sehingga ia dapat memastikan kerja lapangan telah ditaati. Telah mengikuti standar umum yang telah disepakati. Laporan keuangan yang di audit disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum berlaku di Indonesia dan ditetapkan secara konsisten pada laporan-laporan sebelumnya. Demikian pula penjelasan yang mencukupi telah disertakan pada catatan kaki dan bagian-bagian lain dari laporan keuangan. Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti no material uncertainties mengenai perkembangan di masa mendatang yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya atau dipecahkan secara memuaskan. Opini wajar tanpa pengecualian dapat dimodifikasi menjadi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan modified unqualified opinion ketika auditor harus menambah suatu paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Keadaan yang membuat modifikasi ini, apabila terjadi seperti Ada keraguan dari auditor atas konsep going concern perusahaan / entitas. Kurang konsisten perusahaan dalam menerapkan prinsip atau standar akuntansi yang digunakan. Auditor ingin menekankan suatu hal. Baca juga Standar Audit Laporan Keuangan & Dokumen yang Dibutuhkan Opini Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat yang diberikan auditor dengan keberatan tertentu atas salah satu perkiraan yang tercatat pada laporan keuangan, akan tetapi keberatan tersebut tidak memengaruhi secara material atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen. Hal-hal yang memengaruhi munculnya opini wajar dengan pengecualian adalah Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Opini Tidak Wajar Adverse Opinion Opini tidak wajar merupakan pendapat yang diberikan auditor yang menyatakan tidak setuju atas ikhtisar keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Hal ini dikarenakan auditor merasa benar-benar yakin bahwa ikhtisar keuangan tersebut benar benar tidak layak. Auditor harus menyatakan opini tidak wajar setelah melakukan pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat dalam proses audit. Opini Tidak Menyatakan Pendapat Disclaimer of Opinion Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk mendasari opini audit, dan auditor tidak menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif. Opini Penolakan Disclaimer Opinion Penolakan memberikan pendapat atas ikhtisar keuangan yang disajikan manajemen disebabkan oleh adanya pembatasan luasnya pemeriksaan atau adanya ketidakpastian mengenai jumlah suatu perkiraan tertentu. Manfaatkan Software Akuntansi Jurnal untuk Audit Laporan Keuangan! Melakukan audit terhadap laporan keuangan dapat memberikan manfaat yang banyak untuk bisnis atau perusahaan Anda, seperti meningkatkan kredibilitas perusahaan, meningkatkan transparansi, dan efisien. Untuk mendapatkan sebuah hasil audit yang memuaskan dan layak, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan proses pencatatan dan penyajian laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan penggunaan akuntansi yang di terima secara umum. Jurnal software pembukuan usaha, membantu bisnis Anda untuk memiliki laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan standar akuntansi umum. Dengan Jurnal, semua pencatatan keuangan usaha akan tersistem secara praktis tanpa harus memasukkan sebuah transaksi yang sama secara berulangkali. Jurnal dapat menyajikan laporan keuangan secara instan dan realtime, sehingga mengelola laporan keuangan akan terasa mudah. Temukan info dan fitur lain dari aplikasi laporan keuangan Jurnal dengan mencoba gratis selama 14 hari! Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang! Di atas adalah penjelasan singkat tentang apa itu opini audit serta jenis-jenis yang perlu Anda ketahui. Mudah-mudahan informasi di atas bermanfaat. Ikuti media sosial Mekari Jurnal untuk informasi lain tentang bisnis, keuangan, dan akuntansi.

OpiniWajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion artinya Laporan Keuangan (LK) telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yg berlaku umum. Penjelasan laporan keuangan juga telah disajikan

Jakarta - Bursa Efek Indonesia BEI menegur 4 perusahaan terbuka untuk dimintai keterangan terkait laporan keuangan. Dari 4 perusahaan tersebut, 3 di antaranya mendapat catatan Wajar Dengan Pengecualian WDP dan 1 perusahaan tercatat perusahaan tercatat hingga 1 April 2014 yang memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian WDP adalah PT Gozco Plantation Tbk FZCO, PT Davomas Abadi Tbk DAVO, dan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI. Sementara emiten yang laporan keuangannya tercatat disclaimer adalah PT Bahtera Edimina Samudra Tbk BASS.Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, dalam minggu ini pihaknya bakal melayangkan teguran kepada masing-masing emiten berupa peringatan tertulis. "Minggu ini akan diberi peringatan tertulis," kata Hoesen saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa 15/4/2014.Hoesen menjelaskan, sanksi peringatan tertulis tersebut bakal meningkat ke level selanjutnya yaitu pemanggilan emiten jika tidak merespons surat tersebut dalam 3 hari ke untuk emiten yang laporan keuangannya disclaimer, maka pihak bursa akan melakukan penghentian sementara perdagangan sahamnya suspensi apabila emiten tersebut menyandang status disclaimer 2 kali berturut-turut dalam laporan keuangannya."Kita pelajari dan tanyakan ke mereka. Biasanya 3 hari harus respon, kalau nggak ya perlu kita panggil. Untuk yang disclaimer, kita tanyain penjelasannya, kalau 2 kali disclaimer berturut-turut sahamnya bisa disuspen," jelas samping itu, hingga 1 April 2014, BEI mencatat, dari total emiten yang wajib menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2013 sebanyak 530 perusahaan, masih ada sekitar 57 emiten yang belum menyerahkan laporan sampai saat ini sudah 473 perusahaan yang menyerahkan laporan keuangannya kepada otoritas BEI."Ya memang ada yang beberapa emiten beralasan karena perbedaan penggunaan tahun buku, sehingga belum waktunya untuk menyerahkan laporan keuangan," tambah Hoesen mengaku, keterlambatan emiten dalam menyampaikan laporan keuangan ini dalam tren menurun."Yang pasti keterlambatan laporan keuangan trennya sudah menurun," jika dilihat pada keterbukaan informasi laporan keuangan tahun buku 2012, emiten yang telat memberikan laporan keuangan mencapai 52 emiten. Hoesen masih belum mau menyebutkan emiten mana saja yang belum menyerahkan laporan keuangannya."Datanya belum ada, belum kita rekap semua, nanti akan ada informasinya," kata saja, sesuai ketentuan BEI, para emiten pasar modal yang telat menyampaikan laporan keuangan akan di denda mulai Rp 100 juta hingga Rp 150 juta, bahkan bisa sampai Rp 500 juta. drk/ang
Kenyataanini menimbulkan pertanyaan mengapa perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian tiba-tiba berhenti operasi. Perusahaan Pertambangan disebabkan karena banyaknya laporan keuangan perusahaan yang tidak melakukan Opinion Shopping. dalam periode pengamatan penelitian yaitu tahun 2012-2017, sebagaimana telah diterangkan dalam
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan atas Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah/ Kementerian/Lembaga/Badan…., yang terdiri dari Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan. Tanggung Jawab Pemerintah atas Laporan Keuangan Pemerintah/Kementerian/Lembaga/Badan…. bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung Jawab BPK Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan BPK. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. yang material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko, Pemeriksa mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan Pemerintah/Kementerian/Lembaga/Badan.... untuk merancang prosedur pemeriksaan yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas efektivitas pengendalian intern Pemerintah/Kementerian/Lembaga/ Badan.... Pemeriksaan yang dilakukan BPK juga mencakup evaluasi atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh Pemerintah/Kementerian/Lembaga/Badan..., serta evaluasi atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk menyatakan opini Tidak Wajar. Dasar Opini Tidak Wajar Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan ... atas Laporan Keuangan, [NAMA ENTITAS] menyajikan aset tetap per 31 Desember 20XX sebesar Rp XXX. [NAMA ENTITAS] telah melakukan penilaian aset tetap yang diperoleh sebelum tanggal 31 Desember 20XX sebesar Rp XXX. Namun, hasil penilaian kembali tersebut belum disajikan dalam Neraca [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20XX sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Apabila hasil penilaian kembali atas aset tetap yang diperoleh sebelum tanggal 31 Desember 20XX tersebut disajikan, nilai aset tetap per tanggal 31 Desember 20XX akan meningkat sebesar Rp XXX. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan ... atas Laporan Keuangan, [NAMA ENTITAS] menyajikan pendapatan negara bukan pajak dan belanja barang Tahun 20XX masing-masing sebesar Rp XXX dan Rp XXX. Nilai tersebut belum termasuk penerimaan dan pengeluaran dari XX satker di lingkungan [NAMA ENTITAS] sebesar Rp XXX karena penerimaan tersebut digunakan langsung oleh satker di lingkungan [NAMA ENTITAS] untuk membiayai operasinya masing-masing. Apabila [NAMA ENTITAS] mengakui penerimaan yang digunakan langsung tersebut sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, pendapatan negara bukan pajak dan belanja barang tahun 20XX akan meningkat masing-masing sebesar Rp XXX. Opini Tidak Wajar Menurut opini BPK, karena signifikansi dari hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini Tidak Wajar, laporan keuangan yang disebut di atas tidak menyajikan secara wajar, posisi keuangan [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20XX, dan realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional, arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan atas SPI dan Kepatuhan Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/… ./05/20XX dan Nomor .../LHP/…./05/20XX tanggal ... Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini. ..., ... Mei 20XX BADAN P EMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PENANGGUNG JAWAB PEMERIKSAAN, ... BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Laporan atas Laporan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, BPK berwenang memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah/ Kementerian/Lembaga/Badan…., yang terdiri dari Neraca tanggal 31 Desember 20XX, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan. Tanggung Jawab Pemerintah atas Laporan Keuangan Pemerintah/Kementerian/Lembaga/Badan…. bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung jawab BPK Tanggung jawab BPK adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan BPK yang sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini Tidak Menyatakan Pendapat, BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu dasar bagi opini pemeriksaan. Dasar Opini Tidak Menyatakan Pendapat Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan ... atas Laporan Keuangan, [NAMA ENTITAS] melaporkan persediaan per 31 Desember 20XX sebesar Rp XXX. Satuan kerja pengelola persediaan di lingkungan [NAMA ENTITAS] tidak menyelenggarakan kartu persediaan untuk mencatat mutasi persediaan secara memadai. Satuan kerja tidak melakukan inventarisasi fisik atas Persediaan yang dimilikinya per 31 Desember 20XX. BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang nilai tersebut di atas posisi per 31 Desember 20XX. Dengan demikian, BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut di atas. Sebagaimana diungkap dalam Catatan ... atas Laporan Keuangan, [NAMA ENTITAS] menyajikan nilai Aset Tetap per 31 Desember 20XX sebesar Rp XXX. Dari nilai tersebut, diantaranya sebesar Rp XXX tidak didukung dengan rincian. [NAMA ENTITAS] telah memiliki kebijakan pencatatan, penyajian dan pengungkapan Aset Tetap, tetapi belum dilaksanakan secara memadai. BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat tentang nilai tersebut di atas posisi per 31 Desember 20XX, karena tidak tersedia data dan informasi pada satuan kerja terkait. Dengan demikian, BPK tidak dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka tersebut di atas. Opini Tidak Menyatakan Pendapat Karena signifikansi dari hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf dasar opini Tidak Menyatakan Pendapat, BPK tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu dasar bagi opini pemeriksaan. Oleh karena itu, BPK tidak menyatakan suatu opini atas Laporan Keuangan [NAMA ENTITAS] tanggal 31 Desember 20XX serta untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan atas SPI dan Kepatuhan Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor ..../LHP/… ./05/20XX dan Nomor .../LHP/…./05/20XX tanggal ... Mei 20XX, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini. PENANGGUNG JAWAB
c9YJ7.
  • 8p0t3u3444.pages.dev/61
  • 8p0t3u3444.pages.dev/200
  • 8p0t3u3444.pages.dev/216
  • 8p0t3u3444.pages.dev/321
  • 8p0t3u3444.pages.dev/32
  • 8p0t3u3444.pages.dev/246
  • 8p0t3u3444.pages.dev/80
  • 8p0t3u3444.pages.dev/59
  • 8p0t3u3444.pages.dev/180
  • laporan keuangan perusahaan dengan opini tidak wajar